Minggu, 07 Maret 2010

SISTEM INFORMASI AGROINDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR (SIABE)


Dalam upaya turut serta mengurangi dampak krisis ekonomi, Bank Indonesia pada tahun 1999 mengembangkan Sistem Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE) yang datanya merupakan hasil penelitian terhadap komoditi agroindustri yang berpotensi untuk diekspor. Tujuannya antara lain memberikan informasi kepada masyarakat luas termasuk perbankan dan calon importir dari luar negeri tentang komoditi-komoditi agroindustri yang potensial untuk diekspor berikut informasi lainnya. Informasi dimaksud antara lain mengenai :
  • Profil komoditi, teknologi proses, pohon industri, daerah bahan baku, volume ekspor, peraturan tarif ekspor, nilai ekspor, negara tujuan ekspor dan nama eksportir
  • Volume dan nilai ekspor per negara tujuan, menurut Kabupaten/Kota
  • Daftar eksportir meliputi nama, alamat, contact person, telepon/faksimili eksportir, jenis komoditi dan propinsi
  • Daerah potensi komoditi tersebut di masing-masing Propinsi dan Kabupaten/Kota
  • Standar mutu, hambatan tarif dan peraturan ekspor

Dengan informasi tersebut diharapkan akan mempermudah calon importir luar negeri untuk bekerjasama dengan eksportir dalam negeri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ekspor komoditi agroindustri yang sekaligus dapat menambah pemasukan devisa.
Sementara ini informasi dalam SIABE mencakup hasil penelitian 16 komoditi yaitu kulit, ubi kayu, kelapa sawit, jambu mete, udang, karet, coklat, kopi, teh, furnitur (kayu jati/mahoni), kulit manis, nilam, ikan, lada, tembakau dan kelapa berikut produk turunannya sekitar 500 komoditi, yang meliputi 31 Propinsi seperti halnya SIB.

Word Biology "Pemasakan Buah"

Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik.
Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan  proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah.
Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA  pada buah mangga yang hijau.
Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30 0 C dan berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.
Buah berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah klimaterik dan buah nonklimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam. Buah nonklimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka dan nanas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah.
Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang menyebabkan keanaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana mangga masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola.
Perubahan fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu:
  1. Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat.
  2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu.  Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami penigkatan enzim-enzim respirasi.

be success

be success